MEMPERKUAT ILMU ENTOMOLOGI, PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS KE B2P2VRP SALATIGA
(Salatiga, 29/09/2022) - Penyakit tular vektor dan reservoir, termasuk penyakit zoonosis, masih menjadi masalah kesehatan penting di Indonesia. Ancaman terhadap terhadap penyakit tular vektor, zoonosis dan emerging infectious diseases (EID) cukup tinggi di Indonesia (secara global > 70% EID merupakan penyakit tular vektor dan zoonosis). Nyamuk merupakan serangga vektor utama penyebab berbagai penyakit tropis penting di Indonesia. Sampai saat ini terdapat 456 spesies nyamuk yang berasal dari 18 genus terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia. Selain nyamuk, tikus merupakan mamalia yang penting untuk diketahui dan dipelajari jenis dan tata hidupnya terkait dengan perannya sebagai reservoir berbagai penyakit tropis.
Pada tanggal 28 – 29 September 2022, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur mengadakan bimbingan teknis entomologi kesehatan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. “Bimbingan teknis yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang entomologi kesehatan. Kedepannya, bimbingan teknis ini diharapkan dapat dilakukan untuk prodi - prodi yang lain seperti D3 Kesehatan Lingkungan dan S1 Kesehatan Masyarakat” ujar bapak Ghozali, M.H, M.Kes., Ph.D.
Pelatihan dilakukan dengan dua metode, yaitu pemberian materi dan praktik. Materi yang diberikan meliputi penangkapan dan identifikasi tikus, identifikasi pinjal, survei jentik, nyamuk, epidemiologi vektor dan reservoir, identifikasi genus nyamuk dan bedah ovarium. Adanya dua metode ini diharapkan dapat membuat mahasiswa semakin memahami materi yang diberikan.
Peranan nyamuk dan tikus sebagai vektor dan reservoir penyakit menjadi hal yang harus diperhatikan. Beberapa penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Malaria, Japanese Enchepalitis, Leptospirosis, Hantavirus, dan Pes. WHO menyebutkan pengendalian nyamuk vektor dapat dilakukan dengan cara terintegrasi dan terpadu dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat salah satunya dilakukan dengan peningkatan pengetahuan mengenai bionomik vektor dan reservoir yang nantinya akan membantu dalam pengendalian penyakit tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. (APP/B)