Berita

Agenda

Kontak

 
Logo

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

6
Demam pada Musim Penghujan: Gejala, Penyebab, dan Pentingnya Deteksi Dini

Demam pada Musim Penghujan: Gejala, Penyebab, dan Pentingnya Deteksi Dini

Pada musim penghujan di bulan Desember-Januari seperti ini, demam menjadi hal yang biasa terjadi, terutama pada anak-anak. Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam, terutama pada anak disebabkan karena perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Demam bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala timbulnya suatu penyakit. Demam menjadi indikator telah terjadi suatu infeksi dalam tubuh. Tidak hanya itu, demam merupakan respon tubuh setelah mendapat imunisasi atau vaksin. Demam juga dapat timbul karena respon tubuh terhadap alergi. Kekurangan cairan atau dehidrasi pun dapat menimbulkan demam. Demam terjadi karena adanya proses peradangan pada seluruh tubuh. Demam ditandai dengan terjadinya peningkatan suhu tubuh di atas suhu normal tubuh <37,50C (Mayo Clinic, 2022).

Apabila tidak terjadi demam, seseorang tidak sadar jika tubuh sedang diserang. Akibatnya, penyakit tidak terdeteksi sehingga tidak dapat diobati lebih awal. Selain itu, tidak adanya demam menjadi sinyal bahwa tubuh tidak melawan kuman penyebab infeksi tersebut dengan maksimal, sehingga menandakan bahwa seseorang tersebut memiliki sistem imun yang lemah. Namun, jika terlambat dalam penanganan demam dapat berakibat fatal. Diagnosis demam sangat penting agar penanganan terhadap demam dapat segera dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Selain itu, penanganan sedari dini tentunya dapat membantu mencegah kondisi bertambah menjadi semakin parah.

Berdasarkan uraian di atas, demam sendiri bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan berlebih ya, karena, demam justru sangat berjasa untuk melindungi tubuh. Bagaimana bisa, ya? Berikut penjelasannya ya sobat…

Ditambah lagi, tingginya suhu tubuh juga dapat membunuh beberapa jenis kuman yang tidak tahan panas. Beberapa enzim dan toksin yang diproduksi oleh kuman juga dapat dirusak oleh suhu tubuh yang tinggi.

Demam yang terjadi di hari pertama hingga ketiga dapat ditangani dengan memperbanyak konsumsi air putih sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi, selain itu beristirahat yang cukup untuk pulih, karena beraktivitas dapat meningkatkan suhu tubuh. Kompres hangat area kening, serta menjaga suhu ruangan tetap sejuk. Pada orang dewasa, banyak jenis obat yang dijual bebas di pasaran untuk menurunkan demam. Obat-obatan tersebut bisa dibeli secara bebas. Namun, demam ringan sebaiknya tidak perlu diobati. Namun jika lebih dari 3 hari demam tidak kunjung reda, dokter akan meresepkan antibiotik jika penyakit disebabkan oleh bakteri. Namun, jika demam disebabkan oleh infeksi virus, penggunaan obat penghilang rasa nyeri akan dapat mengurangi gejalanya.

Mengurangi risiko paparan infectious agents atau agen infeksi adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah demam. Beberapa cara untuk dapat mengurangi keterpaparan terhadap demam antara lain sering mencuci tangan dan kaki setelah aktivitas dari luar, menghindari menyentuh hidung, mulut, atau mata, menutup mulut saat batuk dan hidung saat bersin serta menggunakan masker jika sedang sakit atau di sekitar kita ada orang yang sakit.

 

Referensi:

  1. Ganz T. Hepcidin, a key regulator of iron metabolism and mediator of anemia of inflammation. Blood. 2003;102(3):783-8
  2. Ratledge C, Dover LG. Iron metabolism in pathogenic bacteria. Annu Rev Microbiol. 2000; 54:881-941.
  3. Mayo Clinic: Fever- Symtomps and Causes, 2022.
  4. Kluger MJ, Ringler DH, Anver MR. Fever and survival. Science. 1975 Apr 11;188(4184):166-8. PMID: 1114347.
  5. Earn DJ, Andrews PW, Bolker BM. Population-level effects of suppressing fever. Proc Biol Sci. 2014 Jan 22;281(1778):20132570. doi: 10.1098/rspb.2013.2570. PMID: 24452021; PMCID: PMC3906934. https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rspb.2013.2570?url_ver=Z39.88-2003&rfr_id=ori:rid:crossref.org&rfr_dat=cr_pub%20%200pubmed#d3e787

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset