Berita

Agenda

Kontak

 
Logo

BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

6
Identifikasi Tikus

Identifikasi Tikus

Di balik kehidupan sehari-hari kita, tikus bisa menjadi lebih dari sekadar gangguan rumah tangga. Mereka bisa menjadi harapan penyakit yang serius, menyelinap di tempat-tempat yang kurang terlihat, dan membawa risiko kesehatan masyarakat. Identifikasi tikus muncul sebagai kunci utama dalam upaya pengendalian penyakit yang efektif. Dalam artikel ini, kita akan mengupas betapa pentingnya memahami tikus, bukan hanya sebagai hama biasa, tetapi sebagai vektor potensial yang dapat membawa konsekuensi serius bagi kesehatan manusia. Mari kita bersama-sama menjelajahi peran kunci identifikasi tikus dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan kita.

Identifikasi tikus merupakan penetapan atau penentuan jenis tikus, berdasarkan ciri-ciri atau identitas tertentu. Secara garis besar, Langkah identifikasi nya adalah sebagai berikut: yang pertama adalah mencari tahu atau mengetahui darimana tikus didapatkan atau dikoleksi. Ini dikarenakan tikus mempunyai pola sebaran dan habitat yang spesifik, misalnya tikus rumah lebih sering kita temukan di pemukinan, kemudian home range atau jarak jelajah tikus, ini berkaitan dengan perilaku, salah satunya perilaku makan dan yang terakhir adalah sebaran jenis tikus berdasarkan zoogeografis dan berdasarkan garis Wallacea (Greater Sunda, Wallacea dan Wilayah Timur Indonesia).

 

                                                        

                    Rattus exulans                                                                                                                          Maxomys rajah

Setelah mengetahui darimana tikus ditangkap atau dikoleksi, kita lakukan pengukuran kualitatif dan kuantitatif pada morfologi si tikus. Pengukuran kualitatif berdasarkan pada karakter luar atau (external character) seperti warna rambut dorsal dan ventral, warna ekor, bentuk hidung, bentuk dan ukuran badan, tektur rambut hingga melihat rumus putting susu pada betina.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran kuantitatif atau morfometri, alat yang dibutuhkan adalah penggaris, timbangan dan jangka sorong. Hal yang perlu di ukur antara lain bobot tubuh, Panjang total badan, Panjang ekor, Panjang kaki belakang, Panjang telinga, Panjang tengkorak dan ukuran testis pada Jantan dan menghitung putting susu pada tikus betina. Hasil pengukuran kualitatif dan kuantitatif tadi kemudian dicocokan dengan buku identifikasi untuk memudahkan proses identifikasi.

 

 

Kemampuan dan data identifikasi ini dapat berguna untuk pemutakhiran  data serta bermanfaat dalam berbagai kajian ilmiah. Selain itu dapat pula digunakan untuk memahami biologi hewan reservoir penyakit  yang bermanfaat dalam pencegahan penularan penyakit bersumber binatang (zoonosis).

Sumber : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. 2015. Suplemen Reservoir Tikus dan Kelelawar di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. 126 

Aksesibilitas

Kontras
Saturasi
Pembaca Layar
D
Ramah Disleksia
Perbesar Teks
Jarak Huruf
Jarak Baris
Perataan Teks
Jeda Animasi
Kursor
Reset